Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Bertaut Bagian 3

  Aku membaca ulang salinan agenda kegiatan Hakim Cipto dan mencocokannya dengan waktu dimana ia melaksanakan aksi bejatnya. Nama mbak kemarin adalah Dena, ia merupakan asisten pribadi merangkap sekretaris Hakim Cipto, benar dugaanku, ternyata Dena merupakan salah satu korban dari Hakim Cipto semanjak 5 tahun yang lalu. Karena tuntutan ekonomi, Dena tidak bisa keluar begitu saja dari pekerjaannya yang sekarang dan harus menanggung malu serta trauma yang besar. Ia hanya bisa menangis setiap malam, agar ibu dan adik yang ia nafkahi tak khawatir, ia menangis sambil menceritakan kisahnya. Sungguh, aku mengutuk perbuatan tak manusiawi Hakim Cipto. Aku tak pernah menyangka ada orang sebaik dia. Dena kemudian bergabung dalam rencana kami, ia memberikan salinan agenda Hakim Cipto selama beberapa tahun terakhir, uang yang ia gunakan untuk menyuap para polisi, uang yang digunakan sebagai uang tutup mulut para korban, kami beruntung karena meskipun ia menggunakan nama lain, tapi tujuan uang...